TRADISI PACUAN KUDA

18.48 / Diposting oleh KOPI GAYO Shop /
ANTARA JUDI DAN TRADISI DI GAYO

Tradisi, yang menarik di dalam Pacu Kude (Pacuan Kuda), adalah tradisi taruhan. Biasanya....
Sebelum kuda dipacu, juru penerangan akan menceritakan sejarah ringkas dari masing-masing kuda, pemilik dan prestasi lewat pengeras suara dari atas balkon yang luasnya kira-kira 30x40 m2. Kuda kuda tersebut kemudian dipromosikan dari atas balkon. yang dipenuhi   oleh petaruh untuk memilih jagoan masing-masing. Dari atas balkon atau tribun tersebut, para petaruh memilih jagoan mereka dan mencari lawan untuk bertaruh.

Seperti yang ditulis oleh Yusra Habib Abdulgani, Pertaruhan ini juga diikuti oleh penonton biasa, dari segenap lapisan masyarakatpun juga ikut bertaruh.  Transaksi berlangsung singkat dan tunai. Ini ”pèng kilat”! Tradisi pacu kuda ini, menghalalkan atau melegitimasi taruh (judi) secara resmi dan terbuka. Dengan kata lain: arena pacuan kuda adalah zona bebas judi.

Gara-gara pertaruhan tersebut, adalah hal lumrah, pacu kude juga sarat mistik tradisi pacu kuda ini identik dengan permainan ilmu magic, yang menghadirkan dukun-dukun kesohor. Lazimnya, mereka berdiri berdekatan dengan garis start. Sang dukun mampu membelokkan arah kuda lawan (musuh) saat melewati tikungan tertentu atau tersungkur.

Masih seperti yang ditulis oleh Yusra Habib Abdulgani Di era tahun 50-an, dikenal dua dukun terkenal, yaitu: Aman Lumah (yang biasa dialog dan merokok bersama dengan jin) dan Guru Gayo, asal kampung Kenawat. Keduanya hampir setiap tahun mampu memenangkan ”Kude Kenawat” berkulit warna pink campur garis hitam, milik Aman Saleh Bur. Piala-piala yang diraih turut musnah bersama piala juara Didong group Seriwijaya, ketika kampung Kenawat dibakar hangus akhir tahun 1959 oleh pasukan Diponegoro, saat pergolakan Darul Islam (D.I Aceh) bergolak. Caranya: memandikan dan menepung tawari kuda ini terlebih dahulu sebelum dilagakan. Di era tahun 1960-an, ”Kude Bènyang”, ”Kude Gerbak” dan ”Kude Bupati Isa Amin” adalah diantara kuda yang populer. Arena pacuan kuda merupakan gelanggang pertarungan antara dukun-dukun untuk menguji kejituan ilmu magic. Bahkan sering didapati sesajèn di lokasi tertentu yang bisa menyungkurkan kuda musuh. Tidak ada pacuan kuda tanpa kekuatan magic.

Terakhir Selain itu, Pacu Kude, bagi Urang Gayo, kenyataannya, bukanlah hanya sebagai pergelaran budaya, tapi kenyataannya merupakan gambaran realita kondisi perkembangan ekonomi masyarakat Gayo. Ramainya para pengunjung yang melihat Pacuan Kuda memberikan isyarat baiknya perekonomian rakyat Gayo. Sebaliknya, jika pacuan Kuda Sepi maka ia akan menggambarkan merosotnya perekonomian Rakyat Gayo. Label:

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar